Sunday 1 October 2017

Suciwan Persamuan Kolam Teratai 07



Suciwan Persamuan Kolam Teratai
(Bagian 7)
Setelah abang kedua dan adik Master Hai Xian, satu persatu meninggal dunia, ibunda yang telah lanjut usia, tidak ada yang menjaga, Master membawa ibunda tinggal di atas gunung.

Musim gugur tahun 1956, ibunda Master Hai Xian mendadak ingin pulang dan menetap di kampung halaman, Master berusaha menahan namun gagal, akhirnya menemani ibunda pulang ke kampung, di kebun sayur Tim Produksi terdapat tiga buah rumah gubuk, mereka tinggal sementara di sana.

Tahun kedua permulaan Musim Gugur, malam harinya, ibunda Master membuat dan memasak pangsit, lalu menyantapnya, lalu bilang malam harinya beliau ingin tidur di luar kamar, Master Hai Xian tidak paham, memberitahu ibunda bahwa di luar kamar banyak nyamuk, ibunda berkata : “Apakah esok kamu mau biarkan saya mati di dalam kamar?” 

Hari kedua, siang, ibunda Master Hai Xian yang berusia 86 tahun, terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan. Juga karena kehidupan masa itu begitu sulit, Master setelah melafal Amituofo buat ibunda selama 3 hari kemudian, hanya menggunakan peti mati dari kayu tipis, mengubur ibunda dengan seadanya saja. 

Hal ini membuat Master selalu merasa tidak ikhlas, tidak sanggup membalas budi ibunda yang tanpa batas. 8 tahun kemudian, Master hendak memindahkan kuburan ibunda, ketika liang kubur digali, ternyata tidak menemukan apa-apa, hanya tersisa beberapa butir paku peti. 

Para Buddha dari tiga masa (masa lampau, sekarang, yang akan datang), ketika masih menjalani Jalan Bodhisattva, seluruhnya juga melatih "Tiga Berkah Karma Suci". Master Lian Chi berkata : “Jika dapat membantu ayahbunda terlepas dari enam alam tumimbal lahir, barulah disebut berbakti”.

Sedangkan mengenai apakah ibunda Master Hai Xian merupakan jelmaan Bodhisattva atau bukan, serupa dengan kisah Bodhidharma, menampilkan kemampuan gaib untuk menyadarkan manusia, kita sebagai orang awam tidak berani menyimpulkannya.

Kemudian bakti Master terhadap ibunda, sudah cukup membuat kita salut dan bernamaskara padanya, menuai pujian dari generasi berikutnya!


海会圣贤
(七)
贤公的二哥和弟弟相继去世后,老母亲年事已高,无人奉养,贤公就把母亲接到山上照顾。一九五六年仲秋,贤公的母亲突然提出要回老家居住,贤公苦苦相劝终难挽留,只好陪同母亲返乡,在生产队菜地的三间茅屋里暂且住下了。第二年初秋的一天晚上,老母亲自己包了些饺子吃过,说晚上要睡在对著门的外间屋,贤公不解,说外屋蚊子太多,老母亲说:「那我也总不能死在里屋吧?」第二天中午,八十六岁的老母亲自在而逝。也是因为当时条件极其困难,贤公为母亲念佛三日后,只能用一口薄板棺材将母亲简单埋葬了。这让贤公常挂在心,深感对不起母亲的无边深恩。八年后,贤公发心为母亲迁坟树碑,岂料掘开墓穴, 竟然空无一物, 仅有几颗钉棺材用的大钉而已。

 三世诸佛,净业正因。莲池大师曰:「父母离尘垢,子道方成就。」至于贤公之母是否乃菩萨应化,如达摩挂履般游戏神通,我辈凡夫自是不敢妄断,然而贤公对慈母至纯至真的一片孝心,却足以令我辈五体投地,使后人万古仰瞻了!