Sunday 1 October 2017

Suciwan Persamuan Kolam Teratai 02



Suciwan Persamuan Kolam Teratai
(Bagian 2)
Biografi Ringkas Master Hai Qing
Nama awam Master Hai Qing adalah Li Fu-gui, berasal dari Kabupaten Biyang, Provinsi Henan. Lahir pada akhir periode Dinasti Qing, tahun pertama masa pemerintahan Kaisar Pu Yi (Kaisar Pu Yi adalah kaisar terakhir Dinasti Qing), oleh karena berasal dari keluarga kurang mampu, maka itu belum pernah mengecap pendidikan. Namun sifat bawaannya adalah berhati baik, toleransi, jujur dan murah hati, selain itu juga berbakti dan santun.

Usia 11 tahun mengambil Visudhi Trisarana, ditahbiskan oleh Master Chuan Dong dari Vihara Qingliang di Gunung Luohan, diberi nama Dharma Hai Qing. Usia 42 tahun, Master Hai Qing menetap di Lai-Fo-Si (Vihara Buddha Datang ), menfokuskan diri melatih metode Tanah Suci, melafal Amituofo dengan setulusnya.

Tahun 1989 menjalani Upasampada di Bai-Ma-Si (Vihara Kuda Putih). Tahun 1991 bulan 12 hari ke-11, Master Hai Qing meninggal dunia dengan wajah tersenyum, terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan, dalam usia 82 tahun, menjalani kehidupan Sangha selama 71 tahun.

Jenazah Master Hai Qing dimasukkan dalam posisi duduk  bersila, ke dalam guci (menurut tradisi pemakaman Buddhis setempat), 6 tahun 9 bulan kemudian, saudara seperguruannya yakni Master Hai Xian, bermaksud memperabukan jenazah Master Hai Qing, lalu abu kremasi disimpan di stupa. 

Ketika tutup guci dibuka, semua hadirin jadi tercengang! Menemukan jenazah Master Hai Qing masih utuh dan duduk bersila, wajahnya serupa masih hidup. Bahkan jubah yang dikenakannya juga masih utuh. Empat jenis siswa Buddha (Bhiksu, Bhiksuni, Upasaka, Upasika) menyadari bahwa ini adalah tubuh relik, kemudian dipuja di dalam vihara.

Tahun 2005, praktisi yang berasal dari Guangzhou, yakni Upasaka Li Yuan-tian mendengar rekam jejak Master Hai Qing lalu timbul perasaan sukacita dan hormat, lalu melapisi tubuh relik dengan emas.

Kehidupan Master Hai Qing sungguh bersahaja. Selain sepatah Amituofo, tidak ada lagi kata kedua yang keluar dari mulut beliau! Kemudian merenungkan dengan seksama makna dibalik “Menfokuskan diri pada satu Pintu Dharma dan mendalaminya, melatihnya berkesinambungan untuk jangka panjang”. Dengan demikian bukankah Lai-Fo-Si merupakan tempat ideal bagi pelatihan diri Master Hai Qing?

Hati dapat tercerahkan, yakin bahwa filosofi tertinggi dapat dijelaskan dengan kata yang paling sederhana, para makhluk dan Buddha adalah satu kesatuan, melafal Amituofo adalah benih sebab, mencapai KeBuddhaan adalah buah akibat. Cuma begini saja.

Ada praktisi Aliran Sukhavati yang memuji Master Hai Qing :
Sepatah Amituofo merupakan rajanya Dharma,
selama lebih dari 70 tahun tersimpan di dalam lubuk hati.
Tidak melatih Dhyana, tidak belajar ajaran sutra,
tidak melafal mantra, apalah yang patut disesali.
Dengan keyakinan mendalam dan tekad menyeluruh melafal berkesinambungan,
dengan sendirinya bunga bermekar terlahir ke Alam Sukhavati.
Meninggalkan tubuh vajra yang takkan rusak,
memutar roda Dharma menyelamatkan para makhluk yang tersesat.
Mengamati seksama bagian kepala Buddha yang menunduk,
mirip dengan Sesepuh ke-6 Aliran Zen yang menjelma kembali ke dunia.
Hari ini memanjatkan doa dengan tulus di bawah tahta teratai,
memohon Master menuntunku keluar dari dusun mimpi.


海会圣贤
(二)
 附:肉身菩萨庆公略传
 师俗姓李,讳富贵。祖居豫东南泌阳县。生于晚清宣统元年。因出身寒微,未曾习书学文。然天性仁厚,生来贤孝知礼。十一岁皈依三宝,礼宛东罗汉山清凉寺传东法师乃为剃度,赐名海庆。师四十二岁入来佛古寺常住,专修净土,老实念佛。一九八九年敬往白马寺增受具足戒。一九九一年腊月十一日,师谈笑示寂,自在生西。世寿八十二岁,僧腊七十一年。

 师坐缸六年九个月后,其师兄上海下贤老和尚发心为之荼毗入塔。寿缸开启,众皆惊叹!惟见庆公趺坐巍然,面貌如生。乃至所著衣物,亦纤毫无损。四众知是金刚法体、全身舍利,遂将其供奉寺内,朝暮礼拜。二○○五年,广州大德李元添居士欣闻庆公圣迹,倍生敬仰,乃发心为其贴金供养。

 初阅庆公生平,似觉平淡至极。除却一声阿弥陀佛圣号,竟无他物可言!然细加玩味,「一门深入,长时薰修」岂非师暗合道妙处麽?心下会悟,始信大道至简,生佛不二, 念佛是因,成佛是果。如是而已。兹有净业学人为师赞曰:
一句弥陀法中王,七十年来心中藏。
不参禅理不研教,不解经咒又何妨。
信深愿切直念去,自然花开极乐邦。
留此金刚不坏体,证转法轮度迷茫。
细观佛首低垂处,恰似六祖驾慈航。
今虔祈祷莲台下,求师引我出梦乡。